SELAMAT DATANG DI BLOG "manaluanro.blogspot.com" SEMOGA ANDA MENJADI INSPIRASI BAGI BANYAK ORANG

Rabu, 26 Oktober 2016

MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)

TUGAS MAKALAH

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)






                                                                Disusun oleh :

NAMA :    ANRO MANALU_11145678



                                                            
                                                           
 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
NUSA MANDIRI 
JAKARTA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuhsuatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.

1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang jaringan dan telekomunikasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
§ Apa definisi pengambilan keputusan ?
§ Apa definisi sistem pendukung keputusan ?
§ Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?


1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Semester Genap tahun 2016 dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik baik penulis maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung keputusan dan mampu menjelaskan serta sebisa mungkin mempraktekkan tentang sistem pendukung keputusan berupa teknik dan analisanya serta aplikasi juga pengembangannya di dunia nyata (masyarakat).

1.4 Metode Penulisan Masalah
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.

1.5 Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan

                                                              BAB II
                                                        PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya.
§ Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif.
§ Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
§ Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut tampak pada gambar berikut :

GBR.2.0


Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.

Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 
Tahap Pemahaman( Inteligence Phace )Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
§ Tahap Perancangan ( Design Phace )Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
§ Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
§ Tahap Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
§     Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan padamanagement by perception.
§     Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
§     Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
§     Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
§     Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
§     Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
§ Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
§ Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
§ Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

GBR.2.1


Gambar 2.1ini menunjukkan empat kemungkinan pengaturan GDSS yang didasarkan pada ukuran kelompok dan lokasi para anggotanya.

Penggunaan GDSS mampu untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah yang mungkin akan timbul. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah:
§ Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
§ Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang dapat memberikan kontribusinya dengan optimal.
§ Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting.
§ Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk dikritik.
§ Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide tersebut.
§ Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yang paling sesuai.

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
§ Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.

§ Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.

§ Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
§ Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.

·        Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
§ Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
§ Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
§ Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
§ Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
§ Pandangan dan pembelajaran baru.
§ Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
§ Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
§ Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
§ Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
§ Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
§ Meningkatkan produktivitas analisis.
2.4 Kategori Keputusan
Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi empat kategori (Nutt, 1989) :
§ Keputusan Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data tersebut. Keputusan ini banyak menggunakan model-model matematik seperti operation research, cost-benefit analysis dan simulasi.
§ Keputusan Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.
§ Keputusan Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi tersebut.
§ Keputusan Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.

2.5 Pengambilan Data (Data mining) untuk Dukungan Keputusan
Tujuan utama dari pengambilan data ialah untuk menyediakan dukungan keputusan bagi manajer dan profesional bisnis melalui sebuah proses yang disebut denga knowledge discovery (penemuan pengetahuan) (O’brien, 2014: 68).. Banyak perusahaan yang menggunakan pengambilan data untuk menemukan cara yang lebih memberikan profit untuk melakukan pengiriman surat yang berhasil, mendesain situs perdagangan elektronik yang lebih baik, mencapai pelanggan yang memberikan profit yang tidak dapat ditahan, atau mengenali pelanggan atau produk yang tidak memberikan profit atau marginal.
Analisis market basket (market basket analysis – MBA) merupakan salah satu jenis pengambilan data yang paling umum dan berguna bagi pemasaran. Tujuan dari analisis market basket adalah untuk menentukan produk apa yang dibeli pelanggan bersama dengan produk lainnya (O’brien, 2014: 69). Nama MBA sendiri diperoleh dari konsep saat pelanggan memasukkan semua barang yang dibelinya ke sebuah keranjang belanja (market basket) ketika sedang berbelanja. Hal tersebut bisa sangat berguna bagi sebuah peritel atau perusahaan lainnya untuk mengetahui produk apa yang dibeli orang sebagai sebuah satu kesatuan.
Kekuatan analisis market basket adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan komputer pengambilan data, tidak perlu bagi seseorang memikirkan produk apa yang secara logis akan dibeli bersamaan oleh pelanggan; malah, data penjualan pelanggan menunjukkan sendiri. Hal ini merupakan sebuah contoh yang sesuai dari pemasaran yang didorong oleh data.

2.6 Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan SPK untuk membantu mempertajam proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada SPK sangat membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat.
SPK yang didasarkan pada web dan internet dapat mendukung pengambilan keputusan dengan menyajikan akses on-line terhadap berbagai database dan informasi dengan menggunakan perangkat lunak untuk analisis data. Beberapa SPK memang difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula SPK yang mampu untuk menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan alat yang dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka menyeleksi jasa dan produk. Dewasa ini, banyak orang lebih menggunakan informasi yang banyak tersedia dari sumber-sumber yang ditawarkan untuk membantu mengambil keputusan membeli sesuatu, misal: keputusan untuk membeli mobil atau komputer, sebelum berinteraksi langsung dengan petugas penjualannya. Customer decision support systems (CDSS) sangat membantu pelanggan yang ada atau potensial dalam proses pengambilan keputusan.
Banyak orang tertarik dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa menggunakan mesin pencari internet (search engines) atau on-line catalogs, web directories, e-mail, atau alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang dibutuhkan dalam rangka membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak organisasi atau perusahaan telah mengembangkan website untuk anggota atau pelanggannya yang ada dan potensial di mana berbagai informasi, model, atau alat-alat analisis lain disediakan untuk mengevaluasi alternatif untuk memudahkan pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Web-based DSS telah menjadi sesuatu yang populer dan sangat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota atau pelanggan yang dituju organisasi atau perusahaan tersebut.


Dari uraian di atas mengenai SPK, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas SPK yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
§ Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
§ Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya.
§ SPK memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
§ SPK dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
§ Tampilan SPK akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untu digunakan.
§ SPK mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusa dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
§ Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh

langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
§ Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.
§ SPK biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.
Pertumbuhan volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan SPK di mana pelanggan dan pegawai dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di internet dan kapabilitas dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagai dimensi ruang dan waktu.


2.7 Portal Informasi Perusahaan
Portal Informasi perusahaan merupakan sebuah antarmuka berbasis situs dan integrasi dari SIM, DSS, EIS, dan teknologi lainnya yang memberikan semua pengguna intranet dan pengguna ekstranet terpilih mengakses berbagai aplikasi dan layanan bisnis internal dan eksternal.
Adapun manfaat dari sisi bisnis dengan adanya portal informasi antara lain menyediakan informasi yang lebih spesifik dan selektif bagi pengguna bisnis, menyediakan akses yang mudah ke sumber halaman situs intranet korporasi, mengirimkan berita industri dan bisnis, dan menyediakan akses yang lebih baik ke data perusahaan untuk pelanggan, pemasok, atau rekan bisnis terpilih. Portal informasi perusahaan juga bisa membantu menghindari perambahan yang berlebihan oleh karyawan di perusahaan dan halaman situs internet dengan membuatnya lebih mudah untuk menerima atau menemukan informasi dan layanan yang mereka perlukan.


BAB III
KESIMPULAN

§ Orang memerlukan informasi yang berkualitas tinggi, yaitu produk informasi yang karakteristik, atribut, atau kualitasnya memnuat informasi tersebut lebih berharga. Informasi memiliki tiga dimesnsi yaitu, waktu, konten dan bentuk.

§ Keputusan yang dibuat pada tingat manajemen operasional cenderung lebih terstruktur, pada tingkat taktis cenderung semi terstruktur, dan yang dibuat pada tingkat manajemen strategis cenderung tidak terstruktur.

§ Sistem Pendukung Keputusan tidak ditekankan untuk membuat keputusan, melainkan melengkapi kemampuan untuk mengolah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Dengan kata lain, Sistem Pendukung Keputusan membantu manusia dalam proses membuat keputusan, bukan menggantikan perannya dalam mengambil keputusan.

§ Sebuah sistem informasi geografis merupakan sebuah DSS yang menggunakan basis data geografis untuk membentuk dan menampilkan peta, serta tampilan grafik lainnya yang mendukung keputusan yang mempengaruhi distribusi geografis orang dan sumber daya lainnya

§ Tujuan utama sistem informasi eksekutif adalah untuk menyediakan akses yang mudah dan cepat bagi eksekutif level atas berkaitan dengan informasi tentang sebuah faktor keberhasilan penting bagi perusahaan.

§ Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan SPK untuk membantu mempertajam proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada SPK sangaT membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat
.
§ . manfaat dari sisi bisnis dengan adanya portal informasi antara lain menyediakan informasi yang lebih spesifik dan selektif bagi pengguna bisnis, menyediakan akses yang mudah ke sumber halaman situs intranet korporasi,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar