TUGAS
MAKALAH
SISTEM
PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)
Disusun oleh :
NAMA
: ANRO MANALU_11145678
SEKOLAH
TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
NUSA
MANDIRI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses
pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin
bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif
keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuhsuatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik
berdasarkan informasi yang didapatkan.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang jaringan dan
telekomunikasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan,
sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
§ Apa
definisi pengambilan keputusan ?
§ Apa
definisi sistem pendukung keputusan ?
§ Apa
saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Semester
Genap tahun 2016 dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik baik
penulis maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung keputusan dan mampu
menjelaskan serta sebisa mungkin mempraktekkan tentang sistem pendukung
keputusan berupa teknik dan analisanya serta aplikasi juga pengembangannya di
dunia nyata (masyarakat).
1.4 Metode Penulisan Masalah
Penulis
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari
internet.
1.5 Sistematika Penulisan Makalah
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem
pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengambilan keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan
atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan
sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan.
Keputusan (decision)
adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan.
Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting
diantara keduanya.
§ Mc
Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan
sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif.
§ Mc Grew
dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu
keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label
pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
§ Dalam
suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu taksonomi dari enam
jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis
tersebut tampak pada gambar berikut :
![]() |
GBR.2.0 |
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengambilan keputusan
adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang
efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah organisasi.
Menurut Herbert A.
Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
Tahap Pemahaman( Inteligence Phace )Tahap ini
merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.
§ Tahap
Perancangan ( Design Phace )Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif
tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian
nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi
untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
§ Tahap
Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif
solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan
memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
§ Tahap
Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah
dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah
dipilih pada tahap pemilihan.
2.2 Sistem Pendukung
Keputusan
Sistem
Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan
dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh
dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian
sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
§
Mendukung proses pengambilan keputusan,
menitikberatkan padamanagement by perception.
§
Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user)
tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
§
Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah
terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
§
Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi
sesuai dengan kebutuhan.
§
Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
§
Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani
kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung
keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak.
Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan
tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
§ Sistem
Pendukung Keputusan (Specific DSS)
§ Pembangkit
Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
§ Peralatan
Sistem Pendukung Keputusan
![]() |
GBR.2.1 |
Gambar
2.1ini menunjukkan empat kemungkinan pengaturan GDSS yang
didasarkan pada ukuran kelompok dan lokasi para anggotanya.
Penggunaan GDSS mampu
untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah yang mungkin akan timbul.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain
adalah:
§ Meningkatkan
perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih
efektif dan efisien.
§ Meningkatkan
partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang dapat
memberikan kontribusinya dengan optimal.
§ Menciptakan
iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang
tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat
pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu rapat,
pertemuan/meeting.
§ Setiap
ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat,
pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk
dikritik.
§ Evaluasi
yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara
objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide tersebut.
§ Menghasilkan
ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan rapat,
pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk mengorganisir ide
yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan
waktu yang paling sesuai.
Dalam
sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
§ Keputusan
Terstruktur
Keputusan terstruktur
adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin.
Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan
sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
§ Keputusan
Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan
produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan
mengembangkan anggaran departemen.
§ Keputusan
Tidak Terstruktur
Keputusan tak
terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi
berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan
berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan
teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
2.3 Tahapan dan Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut
Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi,
desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi
(Turban, 2005).
§ Fase
Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah
secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi
masalah, dan kepemilikan masalah.
·
Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan
menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman
terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan)
alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
§ Fase
Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang
kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan
diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara
fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat
dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari
aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat
menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase
pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi
yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan
nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang
telah dipilih.
Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang
diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau
pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena
implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan
yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem
komputer.
Beberapa
keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
§ Mampu mendukung
pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
§ Dapat
merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang
berubah-ubah.
§ Mampu
untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara
cepat dan tepat.
§ Pandangan
dan pembelajaran baru.
§ Sebagai
fasilitator dalam komunikasi.
§ Meningkatkan
kontrol manajemen dan kinerja.
§ Menghemat
biaya dan sumber daya manusia (SDM).
§ Menghemat
waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
§ Meningkatkan
efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan
dengan sedikit usaha.
§ Meningkatkan
produktivitas analisis.
2.4 Kategori Keputusan
Ditinjau dari sudut
perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi empat
kategori (Nutt, 1989) :
§ Keputusan
Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan
mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data tersebut. Keputusan ini
banyak menggunakan model-model matematik seperti operation research, cost-benefit
analysis dan simulasi.
§ Keputusan
Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang jelas
untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.
§ Keputusan
Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi
tentang bagaimana memproses informasi tersebut.
§ Keputusan
Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat
tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.
2.5 Pengambilan Data (Data
mining) untuk Dukungan Keputusan
Tujuan utama dari
pengambilan data ialah untuk menyediakan dukungan keputusan bagi manajer dan
profesional bisnis melalui sebuah proses yang disebut denga knowledge discovery (penemuan pengetahuan)
(O’brien, 2014: 68).. Banyak perusahaan yang menggunakan pengambilan data untuk
menemukan cara yang lebih memberikan profit untuk melakukan pengiriman surat
yang berhasil, mendesain situs perdagangan elektronik yang lebih baik, mencapai
pelanggan yang memberikan profit yang tidak dapat ditahan, atau mengenali
pelanggan atau produk yang tidak memberikan profit atau marginal.
Analisis market basket (market basket analysis – MBA) merupakan salah satu jenis pengambilan data yang paling umum dan
berguna bagi pemasaran. Tujuan dari analisis market basket adalah untuk menentukan produk
apa yang dibeli pelanggan bersama dengan produk lainnya (O’brien, 2014: 69).
Nama MBA sendiri diperoleh dari konsep saat pelanggan memasukkan semua barang
yang dibelinya ke sebuah keranjang belanja (market basket) ketika sedang berbelanja. Hal tersebut bisa sangat berguna bagi
sebuah peritel atau perusahaan lainnya untuk mengetahui produk apa yang dibeli
orang sebagai sebuah satu kesatuan.
Kekuatan analisis market basket adalah sebagai berikut: Dengan
menggunakan komputer pengambilan data, tidak perlu bagi seseorang memikirkan
produk apa yang secara logis akan dibeli bersamaan oleh pelanggan; malah, data
penjualan pelanggan menunjukkan sendiri. Hal ini merupakan sebuah contoh yang
sesuai dari pemasaran yang didorong oleh data.
2.6 Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung
keputusan (SPK) banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan.
Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan SPK untuk membantu mempertajam
proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada SPK sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang
lebih akurat.
SPK yang didasarkan
pada web dan internet dapat mendukung pengambilan keputusan dengan menyajikan
akses on-line terhadap berbagai database dan informasi dengan menggunakan
perangkat lunak untuk analisis data. Beberapa SPK memang difasilitasikan untuk
membantu manajemen, namun tersedia pula SPK yang mampu untuk menarik pelanggan
dengan cara menyediakan berbagai informasi dan alat yang dapat membantu mereka
untuk mengambil keputusan pada saat mereka menyeleksi jasa dan produk. Dewasa
ini, banyak orang lebih menggunakan informasi yang banyak tersedia dari
sumber-sumber yang ditawarkan untuk membantu mengambil keputusan membeli
sesuatu, misal: keputusan untuk membeli mobil atau komputer, sebelum
berinteraksi langsung dengan petugas penjualannya. Customer decision support
systems (CDSS) sangat membantu pelanggan yang ada atau potensial dalam proses
pengambilan keputusan.
Banyak orang tertarik
dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa menggunakan mesin pencari
internet (search engines) atau on-line catalogs, web directories, e-mail, atau
alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang dibutuhkan dalam
rangka membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak organisasi atau
perusahaan telah mengembangkan website untuk anggota atau pelanggannya yang ada
dan potensial di mana berbagai informasi, model, atau alat-alat analisis lain
disediakan untuk mengevaluasi alternatif untuk memudahkan pengambilan keputusan
yang akan dilakukannya. Web-based DSS telah menjadi sesuatu yang populer dan
sangat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota atau pelanggan yang
dituju organisasi atau perusahaan tersebut.
Dari uraian di atas
mengenai SPK, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas SPK yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
§ Sistem
ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
§ Sistem
ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari tingkat
manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai
lainnya.
§ SPK
memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang
harus dilakukan.
§ SPK
dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
§ Tampilan
SPK akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar
dapat interaktif sehingga mudah untu digunakan.
§ SPK
mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusa dengan fokus pada
keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya
dalam proses pengambilan keputusan.
§ Pengambil
keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh
langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
§ Pengguna-akhir
mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh mereka sendiri.
Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat dibangun dengan
dukungan dari spesialis sistem informasi.
§ SPK
biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan keputusan
yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.
Pertumbuhan volume
kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah mendorong
banyak organisasi untuk mengembangkan SPK di mana pelanggan dan pegawai dapat
mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di internet dan
kapabilitas dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagai dimensi
ruang dan waktu.
2.7 Portal Informasi
Perusahaan
Portal Informasi
perusahaan merupakan sebuah antarmuka berbasis situs dan integrasi dari SIM,
DSS, EIS, dan teknologi lainnya yang memberikan semua pengguna intranet dan
pengguna ekstranet terpilih mengakses berbagai aplikasi dan layanan bisnis
internal dan eksternal.
Adapun manfaat dari
sisi bisnis dengan adanya portal informasi antara lain menyediakan informasi
yang lebih spesifik dan selektif bagi pengguna bisnis, menyediakan akses yang
mudah ke sumber halaman situs intranet korporasi, mengirimkan berita industri
dan bisnis, dan menyediakan akses yang lebih baik ke data perusahaan untuk
pelanggan, pemasok, atau rekan bisnis terpilih. Portal informasi perusahaan
juga bisa membantu menghindari perambahan yang berlebihan oleh karyawan di
perusahaan dan halaman situs internet dengan membuatnya lebih mudah untuk
menerima atau menemukan informasi dan layanan yang mereka perlukan.
BAB III
KESIMPULAN
§ Orang
memerlukan informasi yang berkualitas tinggi, yaitu produk informasi yang
karakteristik, atribut, atau kualitasnya memnuat informasi tersebut lebih
berharga. Informasi memiliki tiga dimesnsi yaitu, waktu, konten dan bentuk.
§ Keputusan
yang dibuat pada tingat manajemen operasional cenderung lebih terstruktur, pada
tingkat taktis cenderung semi terstruktur, dan yang dibuat pada tingkat
manajemen strategis cenderung tidak terstruktur.
§ Sistem
Pendukung Keputusan tidak ditekankan untuk membuat keputusan, melainkan
melengkapi kemampuan untuk mengolah informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan. Dengan kata lain, Sistem Pendukung Keputusan membantu manusia dalam
proses membuat keputusan, bukan menggantikan perannya dalam mengambil
keputusan.
§ Sebuah
sistem informasi geografis merupakan sebuah DSS yang menggunakan basis data
geografis untuk membentuk dan menampilkan peta, serta tampilan grafik lainnya
yang mendukung keputusan yang mempengaruhi distribusi geografis orang dan sumber
daya lainnya
§ Tujuan
utama sistem informasi eksekutif adalah untuk menyediakan akses yang mudah dan
cepat bagi eksekutif level atas berkaitan dengan informasi tentang sebuah
faktor keberhasilan penting bagi perusahaan.
§ Banyak
cara yang digunakan untuk menerapkan SPK untuk membantu mempertajam proses
pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada SPK sangaT membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang
lebih akurat
.
§ .
manfaat dari sisi bisnis dengan adanya portal informasi antara lain menyediakan
informasi yang lebih spesifik dan selektif bagi pengguna bisnis, menyediakan
akses yang mudah ke sumber halaman situs intranet korporasi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar